Laman

3/03/2009

RAHASIAH SENYUM RASULALLAH SAW

Ketika kita membuka perjalanan kehidupan Rasulullah, tentunya hampir semua orang berdecak kagum. Kita mungkin tak akan berhenti kagum akan kemuliaan dan kebesaran pribadi Muhammad saw.
Kebesaran yang tercermin dari sikap seimbang dan selaras dalam setiap perilakunya, termasuk sikapnya dalam menggunakan segala sarana untuk meluluhkan kalbu setiap orang dalam setiap kesempatan. Di mana sarana paling besar yang dilakukan Muhammad saw dalam dakwah dan perilaku beliau adalah, gerakan yang tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan energi berlimpah, meluncur dari bibir untuk selanjutnya masuk ke relung kalbu yang sangat dalam. Yang bisa mempengaruhi akal pikiran, menghilangkan kesedihan, membersihkan jiwa, menghancurkan tembok pengalang di antara anak manusia. Ketulusan itu dibuktikan dalam tarikan sudut bibir yang disebut senyuman.

============================================================================
Direkam Al Qur'an tentang kisah Nabi Sulaiman AS, ketika Ia berkata kepada seekor semut,

"Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba- Mu yang saleh". An Naml:19

Senyuman itulah yang selalu ditebarkan Muhammad saw dalam setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabat, sat menahan amarah atau ketika berada di majelis peradilan sekalipun.

Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata,
"Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku."
====================================================================
Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan tidak ituk serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka.

Ka'ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka: "Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang marah. Kemudian beliau berkata, "Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau."

Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabat-shabatnya, istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa dengannya!

Menyentuh Hati

Muhammad saw telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyuman. Beliau mampu "menyihir" hati dengan senyuman. Beliau menumbuhkan harapan dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan beliau saw mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan, beliau bersabda, "Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah." At Tirmidzi dalam sahihnya.

Meskipun sudah sangat jelas dan gamblang petunjuk Nabi berikut prakteknya namun kita masih banyak melihat orang yang enggan memberikan senyumnya, termasuk kita.
Kita merasakan bahwa sebagian manusia -karena bersikap cemberut dan muka masam- mengira bahwa giginya bagian dari aurat yang harus ditutupi! Di mana mereka di depan petunjuk Nabi yang agung ini! Sungguh jauh mereka dari contoh Nabi muhammad saw.!

Ya, kadang Kita melewati jam-jam Kita dengan dirundung duka, atau disibukkan beragam pekerjaan, akan tetapi Kita selalu bermuka masam,cemberut dan menahan senyuman yang merupakan sedekah, maka demi Allah,ini adalah perilaku keras hati, yang semestinya tidak terjadi. Wal iyadzubillah.

Pengaruh Senyum

Sebagian manusia ketika berbicara tentang senyum mengaitkan dengan pengaruh psikologis terhadap orang yang tersenyum. Mengkaitkan boleh-boleh saja, yang oleh kebanyakan orang boleh jadi sepakat akan hal itu. Namun seorang muslim memkitang hal ini dengan kaca mata lain,yaitu kaca mata ibadah, bahwa tersenyum adalah bagian dari mencontoh Nabi saw. yang disunnahkan dan bernilai ibadah.

Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat dampak besar dari seuntai senyuman dan sangat besar pengaruhnya.

Dil Karanji dalam bukunya yang terkenal, "Bagaimana Kita Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia" menceritakan,

"Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni."

Karanji menambahkan, "Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, akan tetapi membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya. "

Betapa kita sangat membutuhkan sosialisasi dan penyadaran petunjuk Nabi yang mulia ini kepada umat. Dengan niat taqarrub ilallah -pendekatan diri kepada Allah swt.- lewat senyuman dimulai dari diri kita, rumah kita, bersama istri-istri kita, anak-anak kita, teman sekantor kita. Dan kita tidak pernah merasa rugi sedikit pun! Bahkan kita akan rugi, rugi dunia dan agama, ketika kita menahan senyuman, menahan sedekah ini, yaitu dengan selalu bermuka masam dan cemberut dalam kehidupan.

Pengalaman membuktikan bahwa dampak positif dan efektif dari senyuman ini, yaitu senyuman menjadi pendahuluan ketika meluruskan orang yang keliru, dan menjadi muqaddimah ketika mengingkari yang munkar. Orang yang selalu cemberut tidak menyengsarakan kecuali dirinya sendiri dan dengan bermuka masam ia telah mengharamkan menikmati dunia ini. Bagi
orang yang menebar senyum selamanya akan senang dan gembira. Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar