Saat ini umat Islam tengah beroleh nikmat yang agung dari-Nya, yaitu bersua kembali dengan bulan Romadhon yang telah meninggalkannya setahun yang lewat. Alhamdulillah, tak henti-henti bibir ini memuji-Nya, memohon bimbingan dan petunjuk-Nya hingga diri ini tegak, sabar, dan berhasil memetik maghfirah, barakah, dan seluruh nikmat yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala sediakan bagi hamba-Nya.
Masyarakat Islam terdiri dari kumpulan keluarga-keluarga Muslim. Maka untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang Islami harus dimulai dari pembentukan keluarga yang Islami, yaitu keluarga yang tegak di atas syariat Islam. Terwujudnya keluarga yang tegak di atas Islam memerlukan proses yang membutuhkan keuletan, keistiqamahan, dan kesabaran dari semua pihak, baik dari ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya. Bulan Romadhon merupakan saat yang tepat untuk merintis dan memulai proses menuju keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Karena pada bulan ini musuh bebuyutan manusia (yakni syaithan) dipersempit geraknya, dibelenggu oleh Alloh Ta'ala: "Jika datang bulan Romadhon, maka dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka, dan syaithan-syaithan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tarbiyah Ilmiyah
Ingatlah wahai para orang tua akan firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS: At Tahriim: 6)
Ayat ini merupakan landasan untuk mengajari dan mendidik anggota keluarga, menyuruh mereka kepada ketaatan, dan amar ma'ruf nahi munkar. Kepala rumah tangga (ayah atau suami) mempunyai kewajiban untuk mendidik dan membimbing istri dan anak-anaknya menuju pemahaman Islam yang benar. Kepala rumah tangga harus dapat mencambuk semangat keluarganya bila didapatinya mereka malas dalam melakukan ibadah ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Janganlah seorang kepala rumah tangga membiarkan dirinya menjadi dayyuts, laki-laki banci yang tidak berani menegur anak istri ketika terjatuh dalam lumpur maksiat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda, yanr artinya: "Tiga golongan manusia, tidak akan masuk Surga dan tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat yaitu anak yang durhaka kepada orang tuanya, wanita yang berlagak seperti laki-laki dan menyerupainya, dan dayyuts." (HR: Al Hakim, ia berkata sanadnya shahih dan disepakati oleh Adz Dzahabi. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani, lihat Hijab Al Mar'ah Al Muslimah halaman 67)
Wahai saudaraku!
Hendaklah engkau pandai-pandai dalam memilih waktu untuk memberikan pendidikan kepada keluargamu. Dalam bulan Romadhon ini pendidikan bisa dilakukan setelah makan sahur atau buka puasa atau waktu-waktu yang lain. Yang paling awal yang harus kau ajarkan kepada keluargamu adalah:
* Ma'rifatullah (pengenalan yang benar terhadap Alloh) mulai dari tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, sampai tauhid Asma’ wa Shifat.
* Ma'rifah Ar Rasul (pengenalan terhadap Rasululloh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam) yaitu meliputi seluruh aspek yang diteladankan oleh beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam (tidak hanya tahu hari dan tanggal lahirnya, nama ayah dan ibunya, serta kelahirannya semata).
*Ma'rifah Ad Din Al Islam (pengenalan terhadap agama Islam) beserta dalil-dalilnya.
Ketiga perkara tersebut merupakan tonggak yang akan menopang tegaknya pendirian kaum Muslimin di tengah-tengah derasnya arus syubhat dan syahwat.
Tarbiyah Amaliyah
Ada beberapa amalan shalih yang menjanjikan pahala besar di sisi Alloh Subhanahu wa Ta'ala pada bulan Ramadhan diantaranya adalah puasa Romadhon. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
Hendaklah para orang tua memberi pengertian kepada anak-anaknya bahwa puasa di bulan Romadhon adalah wajib dan berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya tanpa udzur syar'i. Untuk itu hendaklah meniatkan puasanya hanya semata-mata mengharap wajah Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Rasululloh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: "Barangsiapa puasa Ramadhan dengan iman dan benar-benar mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR: Bukhari dan Muslim)
Amalan-amalan saholeh lainnya adalah Qiyamul Lail (Shalat Tarawih), Tilawatul Qur'an dan Dzikrullah, Istighfar dan Taubat, Shadaqah, Menyambut Lailatul Qadar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar