Wara mengandung Pengertian : Jauh Dari Semua Yang Makruh,Syubhat & Haram Dan Tetap Istiqamah Dalam Mentaati semua Perintah yakni Tetap Tabah Tidak Berubah.
Abu Hasan As - Sadzily r.a . Berkata : Aku Dipesan Oleh Guruku Abdus Salam Bin Masyisi r.a : Jangan Anda Melangkahkan Khaki kecuali Untuk sesuatu yang dapat mencapai keridhaan Allah dan jangan duduk di majlis kecuali yang aman dari murka Allah ( Yang bukan maksiat ) Dan jangan Bersahabat kecuali pada orang yang dapat membantu berbuat taat kepada Allah.dan janganlah ber- sahabat kecuali kepada orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah.
Ahmad Al - Badawiy Berkata Kepada Muridnya Hai.. Abdul Aal : Berhati - hatilah dari pada Cinta Dunia sebab itu bibit dari segala dosa dan dapat merusak segala amal salih. sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Cinta pada Dunia itu pokok atau bibit dari segala dosa dan kejahatan
Sayid Ahmad Al-Badawiy berkata : Dan siapa yang tidak berilmu maka tidak berharga didunia dan akhirat,dan siapa yang tidak sabar tidak berguna ilmunya.siapa yang tidak dermawan maka tidak mebndapat keuntungan dari kekayaannya.siapa tidak sayang sesama manusia maka tidak mendapat hak syafaat disisi Allah,siapa yang tidak sabar maka tidak mudah selamat.dan siapa yang tidak bertaqwa tidak berharga disisi Allah.
Sayyid Ahmad Al - Badawiy berkata : Berdzikirlah pada Allah dengan hati yang hadir ( khusyu ) dan berhati - hati daripada lalai sebab lalai itu menyebabkan hati beku dan serahkan dirimu pada Allah,dan relakan hatimu menerima bala ujian sebagaimana kegembiraanmu ketika menerima ni ‘ mat,dan kalahkan hawa nafsu dengan meninggalkan syahwat.
Q.S As-Shofat 216 : Mungkin Kamu membenci sesuatu padahal itulah yang baik bagimu,dan mungkin kamu suka terhadap sesuatu padahal bahaya bagimu dan Allah yang mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.
Ubadah bin Ash-Hamit r.a berkata dari Rasulullah SAW : Seutama - utamanya iman seseorang,jika ia telah mengetahui bahwa Allah selalu bersamanya dimana ia berada.
Imam Asy - Syibli r.a Berkata : Syukur itu jalan melihat pada yang memberi,bukan melihat nikmat pemberiannya.
Abdul Aziz Al - Mahdawy r.a berkata : Siapa yang tidak melihat pemberi nikmat didalam nikmat itu,maka nikmat itu hanya berupa istidraj,dan berbuah menjadi ba’la.
Abdullah Bin Ishaq Al-Ghafiqy berkata : Pada suatu malam ketika saya berjalan ke masjidil haram (Makkah ) bertemu seseorang yang sedang membersihkan tanah,maka saya kira ia gila atau miskin (kelaparan )Lalu saya tegur “ Hai orang untuk apakah kau main2 tanah” ? Jawabnya “ apakah Ini tanah “ ? Sambil memberikan kepadaku segenggam tiba tiba itu tepung..maka tergerak dalam hatiku ini seorang waliyullah..kemudian saya duduk dan mendekatinya sambil berkata kepadanya : “ Doakanlah saya “ maka ia berdoa semoga Allah memberitahu kepadamu kebesaran apa yang kau minta itu sehingga ringan bagimu meninggalkan segala kepentingan dunia yang fana ini “
Abdul Abbas Al-Marsy r.a berkata : Alhamdulillah waktu-waktu kami semuanya berupa lailatul qadri yakni semua waktu-waktunya diisi penuh dengan kelakuan dan amal yang sangat berguna.
Al - Wasity r.a berkata : menuntut balasan atas amal taat itu disebabkan oleh karena lupa terhadap karunia pemberian Allah.
Abul Abbas bin Athoillah r.a ketika ditanya : Amal perbuatan apakah yang terdekat kepada murka Allah ? Jawabnya “Melihat diri dan perbuatannya dan lebih dari itu menuntut upah /balasan atas kelakuan amalnya”.
Rasulullah SAW bersabda : “ Pasti akan dapat merasakan kelezatan iman,siapa yang benar -benar rela bertuhan kepada Allah,bernabikan Muhammad dan beragama Islam”.
Ahmad Bin Khadharawaih r.a ketika ditanya : “Amal perbuatan apakah yang utama ? Jawabnya “Menjaga hati jangan sampai condong menoleh pada sesauatu selain Allah ta’ala”.
Abul Abbas Al-Marsy r.a berkata : ” Isi alam ini semua bagaikan hamba tunduk padamu hai manusia “ .sedang engkau hanya hamba Allah ta’ala semata-mata “.
Siti Aisyah r.a dari Rasulullah SAW berkata : Laksanakan amal perbuatan itu sekuat tenagamu,sesungguhnya Allah tidak jemu menerima dan memberi pahala,hingga kamu jemu beramal.dan seutama-utamanya amal perbuatan itu ialah yang terus menerus (dawam ) dilakukan meskipun sedikit”.
Imam Hatimm Al-Asham r.a berkata : Siapa yang akan masuk golongan harus dapat membunuh hawa nafsunya empat kali : “ Mati yang merah yaitu menahan /mengekang hawa nafsu,mati yang hitam yaitu sabar tabah menanggung gangguan orang,mati yang putih yaitu tahan lapar,dan mati yang kuning dapat memakai pakaian tambalan/compang-camping “.
Sahl bin Abdullah r.a berkata : “ Rahasia nafsu belum pernah terbukti kecuali dalam pernyataan Fir’aun ketika ia berkata “ Ana rabbukumul a’la “ Akulah tuhanmu yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar