Laman

3/03/2009

Ensiklopedia Pancaran Sinar Petromaks

Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (disingkat PSP) adalah grup musik dangdut humor asal Indonesia yang popular pada paruh akhir dekade 1970-an, terutama di kalangan mahasiswa. Grup musik ini seringkali tampil bersama-sama dengan Warkop pada masa jayanya. Selain sering memainkan dan memelesetkan lagu-lagu dangdut popular tahun 1960-an dan 1970-an (misalnya Siksa Kubur atau Seia Sekata), mereka juga dikenal dari lagu-lagu yang diciptakan sendiri, seperti Fatime dan Drakula. OM PSP dapat dianggap pelopor dangdut humor, subgenre yang masih disukai hingga sekarang.

Para personil OM PSP di antaranya adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang berkampus di Rawamangun, Jakarta. Mereka adalah Rojali, Monos, James, Dindin, Aditya, Ade dan beberapa orang lagi. Debut mereka pertamakali tampil di TVRI pada peringatan ulang-tahun TVRI di tahun 1978. Setelah itu, mereka tampil dalam beberapa film yang juga lumayan sukses di pasaran. Hanya saja, kekuatan mereka adalah pada aransemen musik yang khas dan celotehan lirik lagu yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. Ketika mereka memplesetkan lagu My Bonnie dengan irama Melayu, sangat jelas kelihatan proses kreatifnya yang amat tinggi, begitu pula saat mereka menyanyikan salah-satu lagu hits kelompok musik The Beatles (Can't Buy Me Love). Proses kreatif itu yang menjadikan karya-karya mereka sulit ditandingi oleh grup-grup serupa yang muncul pada kurun tahun belakangan.

Dalam penampilannya di layar kaca TVRI pada tahun 1978 itu, PSP manggung bersama Dono, Kasino, Indro (Warkop) dan Nanu. Nanu inilah yang dikenal karena lagu 'Cubit-Cubitan'-nya yang berlogat Batak, padahal Nanu berasal dari Jawa Tengah. Munculnya, grup OM PSP ini akan sangat bagus kalau dikontekstualisasikan pada zaman ketika pergerakan mahasiswa 77/78 memperoleh momentumnya. Pada saat itu, gerakan mahasiswa sedang gencar mengkritik berbagai ketimpangan sosial. Rojali, salah-satu personil grup PSP berhasil dengan bagus memotret ketimpangan itu dalam lagu 'Duta Merlin'. Lagu yang ringan, yang menunjukkan kesenjangan sosial dan dimulainya era kapitalisasi spasio-stemporal di Jakarta pada lokasi-lokasi tertentu.


Nostalgia Bersama Lagu-lagu Orkes Pancaran Sinar Petromaks (Orkes PSP)

Yang pernah hidup di era tahun 80-an di Jakarta pasti kenal sama grup musik Pancaran Sinar Petromaks atau PSP. Kelompok ini mengambil bentuk orkes dalam mengusung lagu-lagunya. Pasalnya, pada masa itu orkes adalah musik yang cukup disukai baik karena nadanya yang gembira (sekalipun liriknya sedih), alat musiknya yang sederhana dan mudah diperoleh, serta liriknya yang dekat dengan keseharian masyarakat pada masa itu. Mereka menyebut dirinya sebagai sebuah orkes moral.

Yang membedakan Orkes PSP dengan kelompok sejenis pada masa itu adalah lirik-liriknya yang cerdas dan kaya makna. Tak jarang, ketika lagu-lagu mereka dinyanyikan banyak telinga yang panas serasa terbakar ketika mendengarnya. Mulai dari politisi, mahasiswa, para pemuda, dan masyarakat umum pada waktu itu tidak luput dari sindiran-sindiran lirik lagu mereka. Bahkan, mereka seringkali ikut mengiringi demo-demo mahasiswa yang marak pada masa itu.

Kecerdasan dari lagu-lagu PSP ternyata karena diawaki pada mahasiswa-mahasiswa unggulan dari Universitas Indonesia. Meski tampaknya musik-musik itu cenderung memainkan lirik yang kocak, tapi sebenarnya mereka punya pesan yang kuat walau disampaikan dengan cara yang lucu. Biasanya, lebih mudah diterima oleh pendengarnya.


Banyak band baru (atau lawas) yang lahir dari dunia kampus. Dari yang serius sampai band yang memainkan musik-musik komedi yang rata-rata personilnya adalah mahasiswa. Kemudian ada nama Pemuda Harapan Bangsa (PHB) dari Bandung. Mereka adalah band-band yang memainkan musik yang mereka sebut orkes.

Dari Jakarta ada juga yang namanya The Nunung Cs. Awalnya mungkin iseng-iseng seperti kebanyakan band yang lahir dari kampus. Ketika itu mereka tampil dalam acara Student Nite Fisip UI tahun 2003 silam. Repotnya, musik yang mereka mainkan malah digemari. Jadilah mereka berpikir ulang untuk sekedar iseng-iseng ngeband menjadi rada serius. Mungkin salah satu alasan sekelompok mahasiswa Fisip Universitas Indonesia (UI) yang kemudian nekat melahirkan band bernama THE NUNUNG CS adalah menyampaikan pesan dengan mudah dan santai. Kalau tidak, bagaimana mungkin Kamal (vokal), Aweh (suling), Kudil (mandolin), Budi (ukulele), Nununk (gitar), Patul (bass) dan Toto (drum) serius membuat lagu dan rekaman.

Kembali ke PSP, buat Anda yang kangen dan ingin mendengarkan lagu-lagunya, kebetulan saya memiliki beberapa lagu mereka yang cukup enak didengar. Buat yang belum pernah dengar, silakan Anda download dan coba dengarkan. Tidak perlu malu kalau memang senang lagu-lagu ini. Sekalipun nuansa yang diberikan mirip-mirip lagu dangdut, tapi lirik dan iramanya yang riang akan menepis anggapan bahwa Anda senang dengan lagu-lagu cengeng.

Lagu - lagu PSP

Orkes-PSP - Kidung
Orkes-PSP - Bapak-Dapat-Lotere
Orkes-PSP - Fatimah
Orkes-PSP - For-Euis
Orkes-PSP - Gaya - Mahasiswa
Orkes-PSP - Balada-John-Lenon
Orkes-PSP - Cubit-2xan

PSP_-_Bye_Bye_Bye_Love
PSP_-_Dendang_PSP
PSP_-_Getdononit__Medley
PSP_-_Hey_Jude__Medley
PSP_-_Holtikultura
PSP_-_Kau_Bosan
PSP_-_Siaran_Radio
PSP_-_Trio_Kodok

PSP CantBuyMeLove
PSP Doremi
PSP DukunDanDokter
PSP DutaMerlin
PSP Hindun
PSP Istilah
PSP Manusia
PSP MilikMu
PSP Ogah Ah
PSP Peruis
PSP SeiyaSekata

1 komentar:

  1. Misi gan, mau ikutan komen..
    Kalau mau download banyolan plus lagu dari Group PSP (Pancaran Sinar Petromaks) Full Album (tahun 1979) yg isinya udah di

    urutin mana yg obrolan/banyolan dan mana yg lagu,

    terus, urutannya juga gak dirubah (sesuai aslinya), maka bisa download di marih (ukuran 39mb, rar file berisi mp3 file) :

    http://www.4shared.com/rar/CXSweFWWce/PSP_1979_Full_Album.html

    BalasHapus