Laman

3/04/2009

Enam Kebiasaan Yang Mengkerdilkan.



Kebiasaan pengerdil yang pertama, adalah marah tanpa sebab.
Untuk merasa marah adalah hak setiap orang, tetapi merasa marah tanpa sebab; menjadikan dia seseorang yang mengkhawatirkan orang lain. Bagaimana mungkin dia memastikan kepatuhan dari lingkungannya, bila apa yang di sukainya dan apa yang membuatnya marah tidak jelas bagi orang lain ?
Kebiasaan pengerdil yang kedua, adalah berbicara tanpa maksud.

Dia membuat mereka yang mendengarkan bertanya-tanya tentang maksud dari pembicaraannya. Dia bisa saja mulai dengan satu hal, tetapi kemudian meneruskan dengan hal lain, dan menutupnya dengan suatu yang tidak ada hubungannya dengan pembukaan dan isi dari pembicaraannya. Tidak lama setelah itu, wajar bila orang akan berhenti mendengarkannya.
Kebiasaan pengerdil yang ketiga, adalah berubah tanpa kemajuan.
Berubah itu perlu, dan harus, tetapi pastikanlah bahwa perubahan itu menghasilkan kemajuan. Orang yang berubah-ubah dengan cepat, tanpa kemajuan hanya akan membuat orang-orang yang di pimpinnya letih dan kebingungan. Orang lain membutuhkan setidaknya ada sedikit kepastian dan stabilitas dari apa yang menjadi maksudnya. Dia pasti akan segera di tinggalkan orang.
Kebiasaan pengerdil yang keempat, adalah bertanya tanpa tujuan.

Menjawab pertanyaan seseorang yang bertanya tanpa tujuan adalah pekerjaan yang sia-sia. Karena jawaban yang terbaik pun, tidak akan bisa membantu orang yang tidak jelas baginya untuk apa jawaban bagi pertanyaannya. Segera setelah itu orang belajar untuk tidak mendengarkan pertanyaannya, dan yang lebih pasti tidak akan menjawab pertanyaannya.
Kebiasaan pengerdil yang kelima, adalah percaya kepada orang yang tidak dikenalnya.

Memang aneh, tetapi tidak sedikit orang yang menyepelekan nasehat dari kerabat dan orang-orang ahli. Dan ironisnya dia percaya kepada janji-janji besar dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Dia akan segera menjadi orang miskin, dan yang telah menjauhkan bantuan dari keluarga dan kerabatnya.

Dan kebiasaan pengerdil yang keenam, adalah memperlakukan teman seperti musuh.

Entah apa yang menjadi ketakutannya dia merasa perlu untuk mempertahankan diri. Bila orang lain memberikan masukan yang bahkan penting baginya, dia bertahan seolah-olah orang lain berniat mencuri darinya. Bila orang lain diam dan sedang sibuk dengan urusan mereka sendiri, dia memulai pertengkaran- pertengkaran karena mereka tidak memperhatikannya.
Sahabat yang baik, hindarkanlah dari kebiasaan-kebiasaan pengerdilan diri itu. Anjurannya adalah dengan membalikkan semua kebiasaan itu, dan mengambil manfaat dengan menjadikan kebiasaan orang–orang besar sebagai tuntunan kita , semoga kita dapat mengambil pelajaran dan menjadikan kita menjadi pribadi yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar