AGRESIF: Paparan kekerasan media pada anak bisa memicu perilaku agresif dan mengarah pada tindak kejahatan saat remaja. Orangtua dan guru sebaiknya berhati-hati.
NEW YORK-- Anak-anak yang banyak terpapar kekerasan dari media lebih berisiko untuk memiliki perilaku yang mengarah pada tindakan kekerasan saat remaja. Meskipun hal itu tetap tergantung pada berbagai hal lain. Demikian diungkap sebuah penelitian.
Para peneliti mengatakan, mempertimbangkan bukti acara televisi penuh kekerasan, film dan video games dapat mempengaruhi perilaku anak.
"Meskipun tetap mempertimbangkan berbagai faktor, penelitian menunjukkan kekerasan melalui media benar memberikan pengaruh terhadap tindak kekerasan," ujar pemimpin peneliti dari Rutgers Universitu di Newark, New Jersey, Paul Boxer.
Dia menuturkan, secara rata-rata para remaja yang tidak terpapar kejahatan melalui media tidak menunjukkan prilaku yang mengarah pada kekerasan.
Penemuan itu melibatkan wawancara dengan 820 remaja dan survei terhadap orangtua dan guru. Sekitar setengah dari para remaja itu berasal dari Michigan High School, sementara yang lainnya berasal dari pusat penahanan remaja. Subjek juga dicampur antara laki-laki dan perempuan dan golongan minoritas serta non minoritas.
Tim Boxer bertanya kepada para remaja tentang tayangan televisi favorit, film dan video games pada saat mereka berusia 7 tahun. Kemudian dinilai untuk menentukan paparan kekerasan dari media tersebut.
Para peneliti juga mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi risiko kekerasan atau agresivitas pada saat anak-anak, termasuk kesulitan belajar, sejarah masalah psikologis dan emosi serta paparan kekerasan pada kehidupan nyata.
Mereka menemukan, meskipun tetap mempertimbangkan faktor-faktor lain, paparan kekerasan media secara berlebihan berkaitan dengan risiko tinggi yang mengarah pada kekerasan dan prilaku agresif pada saat remaja. Bahkan para remaja yang tergolong risiko rendah pada kekerasan tampak rentah terhadap rentan pada pengaruh kekerasan pada media.
Berdasarkan pada penemuan terbaru dan sebelumnya, peneliti menyimpulkan, sangat kecil kemungkinan kesalahan dari pernyataan yang mengatakan paparan yang menyatakan kekerasan dari media secara konsisten dan substansial berpengaruh terhadap prilaku yang mengarah pada kekerasan.
Para peneliti kemudian melanjutkan studi paparan media apa yang paling berpengaruh terhadap anak-anak pra-sekolah. Boxer mengatakan, pada anak yang lebih kecil maka mereka akan meniru perilaku yang mereka lihat. Padahal mereka belum bisa mebedakan perilaku yang berdasar pada kenyataan atau imajinasi dan yang benar atau salah.
Dengan memahami mekanisme tersebut pada perkembangan anak, peneliti menyarankan, para orangtua atau guru dapat mempelajari untuk campur tangan pada prilaku potensial menuju agresivitas atau antisosial dan mengubahnya pada usia yang masih kecil. (reuters/ri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar