Laman

5/22/2009

NASEHAT NABI KEPADA ZUBAIR

Jangan sempitkan pemberianmu kepada manusia, agar Aku tridak menyempitkan pemberian-Ku kepadamu. Janganlah kalian menahan pemberian kepada orang lain, agar Aku tidak menahan pemberian kepadamu. Janganlah kalian timbun simpanannmu agar Aku tidak menyimpannya (tidak menahan pemberian-Ku kepadamu).

ubair adalah putra Al Awwam ayah dari Abdullah. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai hawari-e-Rasul, atau murid sang penyampai pesan Allah SWT. Keistimewaan sahabat Zubair adalah salah satu dari sepuluh orang sahabat yang dijanjikan masuk surga.
Keunggulan pribadinya tergambar dari apa yang dikatakan Umar bin Khattab atas Sosoknya. Umar menyebut Zubair sebagai salah satu pilar Islam. Selain sebagai sahabat yang paling pertama menganut Islam, Zubair memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Zubair merupakan sepupu Rasulullah SAW dari bibinya Safiyah yang juga salah satu puteri Abdul Mutthalib. Sementara Khadijah binti Khuwailid yang merupakan istri Rasulullah SAW adalah bibi Zubair, sehingga dalam hal ini Rasulullah SAW merupakan pamannya.

Kemudian Asma, putri Abu Bakar Siddiq dan kakak tertua Aisyah yang kemudian menjadi isteri Rasulullah SAW, merupakan isteri dari Zubair, sehingga ia merupakan saudara ipar Rasulullah SAW. Selain itu, secara silsilah keturunan, Zubair bin Awwam dan Rasulullah SAW berasal dari satu nenek moyang yaitu dari Qusai putra Kalab.

Kecintaan dan penghargaan Rasul terhadap Zubair luar biasa sekali, dan Rasulullah sangat membanggakannya. Rasul bersabda "Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin "Awwam ... !"". Zubair bukan saja saudara sepupu Rasul tapi ia juga suami dari Asma binti Abu Bakar yang empunya dua puteri semata. Pengabdiannya yang Iuar biasa, kemurahannya yang tidak terkira dan pengorbanan diri dan hartanya untuk Allah. Ia adalah seorang berkuda yang termasyhur, dan pahlawan yang gagah perkasa. Di masa awal kekhalifahan Islam Zubair bin Awwam mendapat tugas khusus sebagai pencatat kekayaan Negara hasil pengumpulan zakat.
Keistimewaan Zubair yang lainnya adalah ia pernah mendapat nasehat khusus dari Rasul sebagaimana yang diriwayatkan berikut ini.

Alamat Suyuthi ra. telah meriwayatkan suatu kisah dari Zubair r.a bahwa secara khusus Rasulullah SAW. Telah menganjurkan Zubair agar bersedekah.
Zubair r.a berkata, “Pada suatu ketika saya datang kepada Rasulullah dan duduk di hadapan beliau. Kemudian sebagai perhatian dan peringatan Rasulullah SAW memegang ujung belakang surban saya.

Dan bersabda ”Wahai Zubair aku adalah utusan Allah SWT secara khusus, dan seluruh manusia secara umum (yakni masalah ini disampaikan secara khusus dari Allah SWT). Tahukah kamu apa yang difirmankan Allah SWT?. Maka saya menjawab “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”.

Rasulullah bersabda ketika Allah SWT. bersemayam di Arsy-Nya, Allah SWT. memandang kepada hamba- hamba-Nya dengan pandangan kasih sayang, lalu berfirman, “ Wahai hamba- hamba-Ku, kalian adalah mahluk-Ku. dan Aku adalah Rabb kalian. Rizki kalian berada dalam genggaman-Ku. Janganlah kalian menyusahkan diri kalian mengenai masalah yang menjadi tanggungan-Ku. Mintalah rizki kepada-Ku. Setelah itu Rasulullah bersabda tahukah kalian apalagi yang difirmankan oleh Rabbmu?. Allah SWT berfirman wahai hamba-Ku, belanjakanlah hartamu untuk orang lain. Aku akan memberikan nafkah kepadamu. Jangan sempitkan pemberianmu kepada manusia, agar Aku tridak menyempitkan pemberian-Ku kepadamu. Janganlah kalian menahan pemberian kepada orang lain, agar Aku tidak menahan pemberian kepadamu. Janganlah kalian timbun simpanannmu agar Aku tidak menyimpannya (tidak menahan pemberian-Ku kepadamu). Pintu rizki terbuka dari atas langit ketujuh dan berahir di Arsy.

Pintu ini tidak trertutup pada malam dan siang hari. Melalui pintu tersebut Allah SWT selalu menurunkan rizky pada setiap orang. Setiap orang di beri rezeky menurut niatnya, pemberiannya, infaqnya, dan sedekahnya. Barang siapa banyak berinfaq, maka rezekinya akan diperbanyak. Sebaliknya barang siapa sedikit dalam berinfaq maka rezekinya akan dikurangi. Barang siapa yang berhemat dan menyimpan maka dilambatkan baginya (pemberian Allah SWT). Wahai Zubair makanlah sendiri dan berilah makan pada orang lain, dan janganlah menyimpannya, niscaya bagimu akan disimpan (pahalanya). Jangan menghitung -hitung agar pemberiuan-Nya kepadamu juga tidak dihitung- hitung. Janganlah menyempitkan orang lain agar kamu tak disempitkan. Janganlah menyusahkan (manusia), agar kamu tidak disusahkan. Wahai Zubair Allah SWT menyukai kemurahan dalam pemberian, bukan kebakhilan. Kedermawanan berasal dari keyakinan kepada Allah SWT, dan kebakhilan berasal dari keraguan kepada Allah SWT. Barang siapa sempurna keyakinannya kepada Allah SWT. Maka ia tak akan masuk neraka Jahanam. Barang siapa ada keraguan dalam keyakinannya kepada Allah SWT, maka ia tak akan masuk syurga.

Wahai Zubair Allah SWT menyukai kedermawanan walaupun hanya dengan sebiji kurma, dan Allah menyukai keberanian walaupun hanya membunuh ular atau kalajengking. Wahai Zubair Allah SWT mencintai kesabaran ketika terjadi gempa bumi (dan bencana lainnya). Dan ketika syahwat mulai timbul (dan angan -angan nafsu dari memenuhi angan- angannya). Berkenaan dengan agama, Allah SWT menyukai akal sempurna. Ketika ada keraguan. Dan Allah SWT menyukai ketaqwaan pada saat datangnya perkara yang buruk dan haram. Wahai Zubair hormatilah saudara saudaramu. Muliakanlah orang- orang shalih, hormatilah orang- orang yang baik, berbuat baiklah kepada tetangga tetanggamu, janganlah berjalan bersama orang orang yang fasik. Barang siapa memerhatikan semua ini maka ia akan masuk syurga tanpa adzab dan siksa. Ini adalah nasehat Allah SWT. Untukku, dan nasihatku untukmu”.

Zubair merupakan orang yang menginfakkan jiwa, raga, dan hartanya, untuk menegakkan kalimah Allah di muka bumi. Zubair memiliki seribu orang budak, dan selalu membayar pajaknya. Namun ia tidak pernah mengambil uang-uang tersebut melainkan menginfakkannya di jalan Allah SWT.

Sebelum syahid dalam perang Jamal Zubair bin Awwam berpesan kepada putranya agar melunasi utangnya yang tidak kurang 2.200.000 dirham setara dengan 60 milyar rupiah yang telah disedekahkan di jalan Allah. “Jika kamu mengalami kesulitan dalam membayar hutang- hutang itu, mintalah pertolongan kepada maulana (tuan/majikan) ayah”. Lalu siapa maulana (tuan/majikan) ayah itu?. Dengan tangan menunjuk ke atas beliau menjawab: “Allah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar