Laman

5/19/2009

Mutiara Hadits>>

3 MT Hadits>>>>

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Allah, sesungguhnya, aku membaca istighfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali,’” (HR. Bukhari)

Pelajaran-Pelajaran Hadits

1. Anjuran kepada kaum muslimin untuk senantiasa berobat dan beristighfar.

2. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang ma’shum (terpelihara dari salah), makhluk terbaik, dan diampuni dosanya yang telah lewat dan akan datang, membiasakan istighfar dalam sehari tujuh puluh kali.


Al-Aghar bin Yasar Al-Muzani radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Hai manusia, bertobatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya, aku bertobat seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Pelajaran-Pelajaran Hadits

1. Seorang mukmin hendaknya memperbanyak istighfar dan segera bertobat.

2. Penyebutan bilangan yang ada pada hadits ini dan sebelumnya tidak dimaksudkan untuk membatasi jumlah istighfar.

4 MT Hadits>>>>>>>

Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asy’ari radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Muslim)

Pelajaran-Pelajaran Hadits

1. Rahmat dan ampunan Allah kepada hamba-Nya berlaku sepanjang masa, meskipun masa yang satu lebih baik dari masa yang lain.

2. Anjuran untuk segera bertobat ketika telah berbuat maksiat.

3. Pintu tobat selalu terbuka hingga matahari terbit dari barat, karena hal itu merupakan tanda kiamat.

5. MT Hadits>>>>>>>>>

Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat Alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat Subhanallahu dan Alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, shadaqah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah (argumen) yang akan membela dan menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim)

Pelajaran-Pelajaran Hadits

1. Wudhu memiliki kedudukan yang utama dalam Islam. Ia menjadi syarat sahnya shalat.

2. Dzikir adalah amal ibadah yang utama.

3. Hadits di atas mengandung anjuran untuk memperbanyak shalat, karena shalat adalah cahaya yang menerangi kehidupan seorang muslim. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, juga akan membimbing orang yang mendirikannya untuk mengikuti kebenaran dan mencegah kerusakan.

4. Sabar adalah sifat yang utama.

5. Al-Qur’an adalah sumber hukum yang pertama dan utama, tempat kembali saat terjadi pertikaian dan undang-undang bagi umat Islam.

6. Melalui sabdanya, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk memperbanyak shadaqah, karena shadaqah adalah bukti kejujuran dan keikhlasan seorang muslim.

7. Setiap manusia harus bekerja dan mencari rezeki agar tidak tergantung atau meminta-minta pada orang lain.

8. Setiap muslim harus mengisi usianya dengan berbagai aktivitas ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.


6. MT Hadits>>>>>>>>

Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Pelajaran-Pelajaran Hadits

1. Kehidupan seorang muslim, baik senang maupun susah, adalah kebaikan dan bernilai pahala di sisi Allah.

2. Seorang mukmin sejati akan bersyukur kepada Allah di waktu senang dan bersabar di waktu susah, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sementara itu, orang yang imannya lemah akan menggerutu dan marah ketika ditimpa musibah, sehingga ia mendapatkan dua keburukan, yakni kesulitan hidup dan dosa karena ketidaksabarannya. Ia juga tidak bisa mengukur besarnya nikmat yang telah Allah berikan padanya, sehingga tidak bisa mensyukuri dan melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, nikmat yang ada padanya berubah menjadi bencana.

7.MT Hadits>>>>>>>>>>>>

Anas radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Jika Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya, Dia menyegerakan hukuman atas dosanya di dunia. Sedangkan jika Allah menghendaki keburukan untuk hamba-Nya, Dia menunda hukuman atas dosanya hingga hari kiamat.”
Rasulullah juga bersabda, “Besarnya pahala berbanding lurus dengan besarnya cobaan. Jika Allah menyukai suatu kaum, niscaya Dia akan memberinya cobaan. Barangsiapa yang menerimanya, maka ia mendapat ridha Allah, dan barang siapa yang marah terhadapnya, maka ia mendapatkan kemarahanNya.” (HR. Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan.”)

Pelajaran-pelajaran hadits
1. Ujian yang dialami seseorang sesuai dengan kualitas keimanannya.
2. Orang yang sabar saat sakit atau saat tertimpa musibah lainnya, akan diampuni dosa-dosanya.
3. Allah akan memberikan ujian kepada hamba-Nya yang shalih. Ujian itu merupakan bukti cinta Allah kepadanya.
4. Orang yang beriman harus ridha terhadap ujian yang dialaminya, tidak berputus asa karenanya, dan tidak marah terhadapnya.
5. Salah satu tanda dihapuskannya dosa adalah sabar terhadap cobaan.

Mutiara Hadits (8)>>>>>>>

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam gulat. Akan tetapi, orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (Muttafaq ’alaih)

Pelajaran-pelajarn hadits:

1. Makna ’kuat’ menurut Islam, berbeda dengan yang dipahami oleh orang-orang jahiliah sebelum itu.

2. Mengendalikan nafsu lebih berat daripada berperang melawan musuh.

3. Seorang muslim harus menjauhi sifat marah, karena pengaruh negatifnya sangat besar terhadap tubuh, jiwa, dan masyarakat.

Mutiara Hadits (9)>>>>>>

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah, ”Nasihatilah saya.” Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Jangan marah.” Orang itu mengulangi permintaannya beberapa kali, namun Rasulullah hanya menjawab, ”Jangan marah.” (HR. Bukhari)

Pelajaran-pelajaran hadits

1. Marah dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar.

2. Marah adalah sifat yang tercela. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dapat menimbulkan kemarahan harus dijauhi.

3. Marah yang tercela adalah marah yang terkait dengan urusan dunia. Sedangkan marah yang terpuji adalah marah untuk membela agama Allah, sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam marah ketika beliau melihat syariat Allah diinjak-injak.

Mutiara Hadits (10)>>>>>>>>

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Cobaan tidak henti-hentinya ditimpakan kepada orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, terhadap diri, anak dan hartanya, hingga ia bertemu Allah tanpa membawa dosa sedikitpun.” (HR. Tirmidzi, Ia berkata, ”Hadits ini hasan shahih.”)

Pelajaran-pelajaran hadits

1. Seorang mukmin akan diuji dengan berbagai bentuk cobaan.

2. Melalui haditsnya, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan berita gembira kepada orang yang beriman yang mendapat ujian lalu bersabar. Allah berfirman “Dan sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakuran, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Mutiara Hadits (11)

Abu Ibrahim, Abdullah bin Abu Aufa radhiyallahu 'anhu berkata,”Di hari-hari peperangan, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menunggu hingga matahari bergerak ke arah barat (waktu zhuhur), lalu beliau berdiri di hadapan kaum muslimin dan berkata, ‘Wahai sekalian manusia, janganlah kalian berharap bertemu dengan musuh, dan mintalah keselamatan kepada Allah. Namun, jika bertemu dengan musuh, bersabarlah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya, surga berada di bawah kilatan pedang.’

Kemudian beliau berdoa, ‘Allaahumma munzilal-kitaabi wamujriyas-sahaabi wahaazimal-ahzaabi ihzimhum wanshurnaa ‘alaihim.’ (Ya Allah, Yang menurunkan Al-Qur’an, Yang menjalankan awan, Yang mengalahkan musuh-musuh, kalahkan mereka dan berikan kemenangan kepada kami atas musuh-musuh kami.)” (Muttafaq ‘alaihi)


Pelajaran-pelajaran hadits:

Hadits ini menjelaskan hal-hal berikut.

1. Perintah untuk mempersiapkan jihad. Persiapan ini meliputi persiapan kekuatan untuk menghadapi musuh, meninggalkan maksiat, bertobat, dan berdoa kepada Allah.

2. Ketika ditimpa kesulitan dan musibah, kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah.

3. Hadits di atas menjadi bukti kasih sayang Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya.

4. Kita dilarang mencari musuh dan mengandalkan kekuatan materi semata.

5. Umat islam diperintahkan untuk bersabar, karena sabar merupakan bekal terpenting dalam jihad.


Mutiara Hadits (12)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kejujuran mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq ’alahi)

Pelajaran-pelajaran hadits:

1. Secara implisit Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berkata dan berbuat jujur, karena kejujuran akan mendatangkan kebaikan. Beliau juga memerintahkan umatnya untuk menjauhi kebohongan, karena kebohongan akan mendatangkan keburukan.

2. Orang yang terbiasa melakukan sesuatu dan telah menjadi sifatnya, maka tidak salah kalau dia dijuluki dengan kebiasaan atau sifatnya itu.

3. Pahala dan siksa tergantung amal yang dia lakukan.


Mutiara Hadits (14)

Abu Tsabit, Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala mati syahid, dengan jujur (sungguh-sungguh), niscaya Allah akan menempatkannya di tempat para syuhada, meskipun ia mati di atas tempat tidurnya.” (HR. Muslim)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Tekad yang sungguh-sungguh merupakan penyebab tercapainya sebuah cita-cita.
2. Orang yang niat berbuat baik, sudah mendapat pahala atas niat baiknya, meskipun ia belum melakukan apa yang diniatkannya.
3. Anjuran untuk berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar dimatikan dalam keadaan syahid.


Mutiara Hadits (15)

Abu Dzar, Jundub bin Junadah radhiyallahu 'anhu dan Abu Abdurrahman, Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringi keburukan dengan kebaikan* karena kebaikan dapat menghapus keburukan, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi. "Ia berkata, Hadits ini hasan.")
*Lakukan kebaikan setelah melakukan kejelekan

Pelajaran-pelajaran hadits
1. Kebaikan dapat menghapus keburukan. Ada yang menyebutkan bahwa hadits ini terbatas pada dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar hanya dapat dihapus dengan tobat.
2. Murah senyum, menghindarkan keburukan dari orang lain, memberikan kebaikan, dan memperlakukan orang lain dengan baik adalah bagian dari akhlaqul-karimah.


Mutiara Hadits (16)

Anas radhiyallahu 'anhu berkata, ”Sesungguhnya, kalian melakukan perbuatan-perbuatan yang menurut kalian lebih kecil dari rambut, padahal pada masa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, kami menganggapnya termasuk perkara yang membinasakan (dosa besar).” (HR. Bukhari)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Menganggap sepele dosa, bukti kecilnya rasa takut kepada Allah.
2. Setelah para Nabi, generasi yang paling mengenal Allah dan paling taqwa kepada-Nya adalah para sahabat. Perkara-perkara yang dianggap sepele oleh orang lain, mereka anggap sebagai perkara yang menghancurkan dan membinasakan. Itu semua lahir berdasarkan pengetahuan mereka yang sempurna tentang Allah.


Mutiara Hadits (18)

Abu Ya’la, Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu, berkata bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Orang yang bijak adalah orang yang mampu mengendalikan diri dan beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan-harapan kosong.” (HR. Tirmidzi. Ia berkata, ”Hadits ini hasan.”)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Setiap harus berusaha agar tidak terjerembab dalam kubangan nafsu yang buruk dan harus berusaha mengendalikannya.
2. Kewajiban harus segera dilaksanakan dan angan-angan kosong harus dijauhi. Sebab, Allah memberi pahala kepada seorang hamba karena perbuatan mereka, bukan karena angan-angan mereka.


Mutiara Hadits (20)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu, berkata bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam (dalam doanya) mengucapkan , ”Allahumma inni as-aluka-huda wat-tuqaa wal-’afaafa wal-ghinaa (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan).” (HR. Muslim)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Seorang muslim harus selalu merendahkan diri di hadapan Allah, dan merasa butuh terhadap-Nya.
2. Perkara-perkara yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits ini (dalam doa beliau) memiliki nilai lebih.


Mutiara Hadits (21)

Abu Tharif, Adi bin Hatim Ath-Thai radhiyallahu 'anhu berkata,”Aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa bersumpah, lalu menjumpai amal yang lebih diridhai Allah dari amal yang ia sumpahkan, maka hendaknya ia melakukan amal yang lebih diridhai itu.’” (HR. Muslim)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Seorang muslim harus senantiasa menghiasi dirinya dengan takwa.
2. Barangsiapa yang bersumpah untuk melakukan kemaksiatan, sebaiknya ia tidak melakukan kemaksiatan itu, dan membatalkan sumpahnya dengan melakukan perbuatan baik sebagai penebus kemaksiatannya.


Mutiara Hadits (22)

Abu Umamah, Shudai bin Ajlan Al-Bahili radhiyallahu 'anhu berkata,”Aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkhotbah pada haji Wada’. Beliau bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, lakukanlah shalat lima waktu, berpuasalah pada bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat, dan taatilah para pemimpinmu, niscaya kamu akan masuk ke surga Tuhanmu.’” (HR. Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)

Pelajaran-pelajaran hadits:
1. Melakukan amal-amal yang disebutkan di dalam hadits di atas termasuk bentuk ketakwaan kepada Allah.
2. Takwa merupakan syarat masuk surga, dan istiqomah terhadap ketakwaan di dunia merupakan penyebab keselamatan di akhirat.
3. Kita harus taat kepada para pemimpin selama mereka tidak memerintahkan kita kepada kemaksiatan.


Mutiara Hadits (24)

Umar radhiyallahu 'anhu berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ’Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepadamu, sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar, lalu pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.’” (HR. Tirmidzi. Ia berkata, ”Hadits ini hasan.”)

Pelajaran-pelajaran hadits
1. Anjuran untuk bertawakal dalam segala kondisi.
2. Berusaha dan bekerja untuk mendapatkan rezeki adalah bentuk tawakal yang benar. Seperti burung, tidak diam begitu saja. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.


Mutiara Hadits (25)

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata, ”Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ’Barangsiapa yang membaca Bismillahi tawakkaltu ’alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaah (Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) ketika keluar rumah, maka dikatakan kepada mereka*, ”Kamu mendapat petunjuk, dicukupi, dan dijaga.” Setan pun menyingkir darinya.’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan lainnya. Tirmidzi berkata, ”Hadits ini hasan.”)
* Yang berkata adalah para malaikat
Di dalam riwayat Abu Dawud ada sedikit tambahan, ”Setan berkata kepada setan lain, ’Bagaimana kamu bisa mengganggu seorang laki-laki yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dijaga.’”

Pelajaran-pelajaran hadits
1. Tawakal dan meminta perlindungan kepada Allah adalah perisai bagi seorang muslim dari berbagai keburukan.
2. Disunahkan membaca doa ini ketika keluar rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar