Laman

9/03/2010

KISAH LUAR BIASA ANTARA UMAR DAN PENGGEMBALA DOMBA

Suatu waktu. Umar mengadakan perjalanan dari madinah menuju makkah. ditengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang menggembala kambing yang sangat banyak.
"Anak Muda. Bolehkah aku beli seekor saja hewan gembalaanmu ?" tanya Umar.
"Aku ini hanya seorang budak, Tuan," Jawab pemuda itu.
"Memangnya kenapa? Aku tidak peduli engkau seorang budak atau bukan. Aku ingin membeli satu ekor saja. dan aku melihat hewan gembalaanmu ini banyak sekali. Tentu, majikanmu seorang yang sangat kaya. Kehilangan seekor kambing apalah artinya baginya. Kau katakan saja bahwa seekor serigala telah memangsanya. Pasti majikanmu percaya,"bujuk Umar.
Mendengar bujukan itu, pemuda itu memandang Umar dengan tatapan aneh."Benar, Tuan. kambing ini memang sangat banyak. jika aku berdusta, majikan ku tidak akan pernah tahu dan apalah seekor kambing baginya. Tapi, Tuan... Fa'ainallaha, dimanakah Allah?" katanya.
Umar terdiam mendengar perkataan si pemuda.
"Keimanan kepada Allah, itulah keyakinanku, Tuan! Demi mendapatkan keimanan ini, aku telah melalui teriknya gurun sahara hingga telapak kaki terkelupas. Aku sudah menemani sunyi dan dinginnya malam sampai berurai air mata. Aku melakukan semua ini dengan mengorbankan dengan sesuatu yang agung demi mendapatkan sesuatu yang lebih agung. Namun, sekarang tuan ingin membeli keimananku dengan segenggam dirham? tuan ingin membeli keyakinan ini dengan sekeping dinar? Tidak, Tuan, Tidak! bagaimana mungkin aku sudi menukar mutiara berharga dengan sebongkah batu biasa? Sungguh, seandainya aku harus memilih kesenangan dunia dengan dan keimanan ini, aku taksudi menjual keimanan ini!"
Mendengar jawaban pemuda itu, tubuh umar berguncang dan tanpa sengaja air matanya menetes. Wahai anak muda, dimanakah rumah majikanmu? Tanya umar.
Singkat cerita, Khalifah Umar diantarkan majikan si penggembala, sampai rumah majikannya, Umar membeli pemuda itu dan segera memerdekakannya.


Sahabat sungguh sebuah cerita yang menakjubkan Allahualam.

By Syakur Asaori Madinatussalam

1 komentar: